Panglima Kodap XXVIII Yambi, Brigjend Tenggamati Enumbi Tembak 3 Masyarakat Asli Papua

Hukrim6 views

buletinjubi.com-Aksi brutal kembali dilakukan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, Panglima Kodap XXVIII Yambi, Brigjend Tenggamati Enumbi, bersama pasukannya melakukan penyerangan terhadap warga sipil Papua. Akibat serangan tersebut, tiga masyarakat asli Papua mengalami luka tembak serius.

Korban yang menjadi sasaran adalah Jhon Gire (32) tahun, yang mengalami luka tembak di bagian paha, Yoniton Kogoya (13) tahun yang masih berstatus pelajar, terluka di bagian kaki, serta Tritera Walia (15) tahun, juga mengalami luka tembak di bagian kaki. Ketiganya langsung dievakuasi warga ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Insiden penyerangan ini semakin menegaskan bahwa OPM tidak segan-segan menjadikan masyarakat sipil sebagai target. Aksi yang dipimpin langsung oleh Brigjend Tenggamati Enumbi itu menambah daftar panjang kekerasan OPM terhadap rakyatnya sendiri.

Tokoh adat Lanny Jaya, Yulius Wandikbo, mengecam keras tindakan tersebut. “Ini bukti bahwa OPM tidak memperjuangkan rakyat Papua, malah menembaki warga sendiri. Mereka bilang berjuang, tapi korban justru anak-anak dan masyarakat tak berdosa,” tegas Yulius, Minggu (24/8/2025).

Dua dari tiga korban adalah anak-anak, yakni Yoniton Kogoya dan Tritera Walia. Hal ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari masyarakat setempat.

“Kalau anak-anak sudah ditembak, ini kejahatan kemanusiaan. Masa depan Papua dirusak dengan cara keji seperti ini,” ujar Pendeta Markus Tekege, tokoh agama dari Intan Jaya. Ia meminta agar pemerintah segera memberikan perlindungan maksimal di wilayah rawan.

Penembakan terhadap tiga warga sipil Papua oleh Panglima Kodap XXVIII Yambi, Brigjend Tenggamati Enumbi, menjadi bukti nyata bahwa OPM semakin brutal dan tidak memiliki arah perjuangan. Korban yang jatuh bahkan anak-anak, menegaskan bahwa kelompok tersebut tidak pernah peduli pada masa depan Papua.

Masyarakat berharap aparat keamanan segera mengambil langkah tegas, agar kejadian serupa tidak lagi terulang. Papua hanya bisa maju jika terbebas dari kekerasan, dan OPM harus berhenti menjadikan rakyat sebagai korban.