buletinjubi.com-Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan tajam dari berbagai kalangan masyarakat Papua sendiri. Aksi-aksi yang kerap dilakukan oleh kelompok ini dinilai tidak lagi mencerminkan perjuangan untuk kepentingan rakyat Papua secara luas, melainkan hanya mengakomodasi kepentingan pribadi segelintir elit di dalam tubuh OPM.
Tokoh masyarakat dari wilayah pegunungan tengah Papua, Jeffrey P. Bomanak, menyampaikan keprihatinannya terhadap konflik internal dan propaganda yang dilakukan antar kelompok pro-kemerdekaan. Menurutnya, jika OPM sungguh ingin memperjuangkan kepentingan rakyat Papua, seharusnya sesama pihak yang mengklaim memperjuangkan kemerdekaan bisa duduk bersama dan tidak saling menjatuhkan.
“Sama-sama berjuang, kenapa kita saling provokasi dan menjatuhkan sesama pejuang? Kalau begini terus, kapan kita bisa bersatu menentukan masa depan Papua sendiri?” ujar Jeffrey, yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, Senin (4/8/2025).
Pernyataan Jeffrey ini menyiratkan adanya konflik internal dan perbedaan visi di antara kelompok-kelompok separatis. Alih-alih memperkuat solidaritas, aksi-aksi brutal OPM justru memperdalam luka di tengah masyarakat Papua, yang sudah lama mendambakan kedamaian dan pembangunan yang merata.
Hal senada diungkapkan oleh juru bicara OPM sendiri, Sebby Sambom, yang secara terbuka mengkritik tindakan OPM yang menyerang tenaga kesehatan. Dalam sebuah pernyataan, Sebby mengungkapkan bahwa OPM telah melakukan intimidasi dan ancaman terhadap para nakes di beberapa daerah. Ia menilai bahwa tindakan tersebut sangat bertentangan dengan semangat perjuangan.
“OPM melakukan ancaman dan teror kepada tenaga kesehatan. Ini merupakan bukti bahwa OPM justru menginginkan masyarakat Papua tetap tertinggal. Bagaimana bisa kita bicara kemerdekaan, jika rakyat sendiri justru dijauhkan dari akses kesehatan?” tegas Sebby Sambom dalam wawancara daring.
Pernyataan Sebby ini memperkuat dugaan bahwa tidak semua di dalam tubuh OPM sepakat terhadap strategi kekerasan yang digunakan. Beberapa pihak mulai menyadari bahwa kekerasan hanya akan membawa kemunduran, bukan kemajuan.