buletinjubi.com-Sejumlah mama-mama Papua di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua dilatih membuat pupuk organik cair, Minggu (27/7/2025).
Pelatih diberikan oleh tim Balai Penerapan Modernisasi Pertanian atau BRMP Papua, berkolaborasi dengan Pusat Pembelajaran Masyarakat atau Community Learning Center Hena Uwakhe Imea, didukung oleh Samdhana Institute.
Peserta pelatihan ini berjumlah sepuluh orang yang berasal dari tiga kampung, yaitu Hobong, Asei Besar, dan Ifar Besar.
Koordinator Tim Kerjasama dan Diseminasi Modernisasi Pertanian, Edison Ayakeding mengatakan pupuk organik cair merupakan pupuk ramah lingkungan, dan bahannya mudah didapat karena berasal dari bahan-bahan lokal.
“Sehingga bisa terus diproduksi secara mandiri oleh mama-mama di rumah masing-masing,” kata Edison Ayakeding.
Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan bisa menjadi produsen pupuk organik cair yang mampu mendukung keberlanjutan budidaya hortikultura.
Menurut Ayakeding, ini merupakan langkah awal menuju kemandirian pangan keluarga, dan peningkatan ekonomi rumah tangga bisa dilaksanakan bersama-sama.
Penyuluh pertanian, Yuliana H. Rumsarwir yang mengajarkan cara pembuatan pupuk organik cair mengatakan, pupuk ini sangat cocok digunakan untuk tanaman hidroponik dan sayuran di pekarangan rumah.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah bonggol/kulit buah atau sayur busuk misalnya pisang, pepaya, sawi, dan lainnya, air cucian beras, gula merah atau gula pasir untuk proses fermentasi, air bersih, bakteri pengurai (EM4) yang bisa dibeli di toko pertanian, dan botol bekas atau jerigen tertutup.
Langkah awal proses pembuatan, kulit sayur atau buah dipotong-potong atau dicacah. Potongan buah atau sayur itu dicampurkan dan masukkan air cucian beras ke dalam jerigen/botol bekas. Tambahkan gula dan EM4, kemudian diaduk rata.
Setelah itu, isi air hingga wadah hampir penuh. Lalu, tutup rapat dan disimpan pada tempat yang teduh (tidak terkena matahari langsung).
Selanjutnya, setiap hari tutup dibuka sedikit selama satu menit untuk membuang gas. Fermentasi dilakukan selama tujuh hingga 14 hari.
“Apabila cairan pupuk itu berbau seperti tape, artinya pupuk organik cair telah jadi, siap diaplikasikan ke tanaman,” kata Rumsarwir.