Yahukimo Mencekam: Jumlah Warga Sipil Tewas akibat OPM Naik Signifikan Dibanding 2024

buletinjubi.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo kian mengkhawatirkan. Sepanjang tahun 2025, tercatat 16 warga sipil meninggal dunia akibat aksi kekerasan OPM, angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2024. Lonjakan korban tersebut menandai eskalasi ancaman yang semakin nyata terhadap keselamatan masyarakat sipil.

Warga Sipil Jadi Target Utama

Ironisnya, di tengah naiknya korban sipil, jumlah korban dari unsur TNI–Polri justru menurun pada 2025. Kondisi ini menegaskan bahwa warga sipil menjadi pihak paling rentan dan selalu menjadi target kekerasan kelompok OPM. Fakta ini memperlihatkan bahwa intimidasi dan teror diarahkan langsung kepada masyarakat, bukan sekadar konfrontasi dengan aparat.

Aparat Tingkatkan Patroli dan Langkah Preventif

Aparat gabungan TNI–Polri meningkatkan patroli skala besar dan langkah preventif untuk melindungi masyarakat. Fokus utama diarahkan pada jalur logistik, pusat keramaian, dan kawasan rawan agar ruang gerak kelompok bersenjata semakin sempit. Kehadiran aparat negara menjadi jaminan bahwa masyarakat Yahukimo tidak akan dibiarkan menjadi korban tanpa perlindungan.

Pemerintah Daerah Imbau Warga Tetap Waspada

Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada, kooperatif, dan segera melapor jika menemukan indikasi gangguan keamanan. Penanganan terpadu antara aparat, pemerintah, dan masyarakat diharapkan mampu memutus siklus kekerasan agar tidak terus menelan korban sipil.

Harapan Papua: Damai dan Bebas dari Teror

Lonjakan korban sipil menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya membawa penderitaan. Papua membutuhkan kedamaian, persatuan, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah. Perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah pengamanan.

Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak teror. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.