Egianus Kogoya Serang Sebby Sambom: Penegasan Kepemimpinan Kodap III Disetujui Pimpinan OPM

Opini22 views

buletinjubi.com-Perselisihan internal di tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataan keras dilontarkan oleh Egianus Kogoya, pimpinan Kodap III Ndugama-Derakma, terhadap Sebby Sambom, yang selama ini mengklaim diri sebagai juru bicara TPNPB-OPM. Dalam pernyataannya, Egianus secara terbuka menuding Sebby telah menyebarkan informasi palsu, menyimpang dari garis perjuangan, dan tidak memiliki kewenangan untuk mengatasnamakan seluruh struktur OPM.

Egianus menegaskan bahwa dirinya diangkat menjadi pimpinan Kodap III bukan secara sepihak, melainkan berdasarkan keputusan bersama dan melalui persetujuan resmi dari pimpinan pusat OPM. “Saya dipilih dan disetujui oleh pimpinan OPM sebagai Komandan Kodap III karena komitmen saya terhadap perjuangan bersenjata. Tidak ada yang bisa membatalkan atau menyangkal hal ini, termasuk Sebby Sambom,” tegas Egianus melalui rekaman video yang beredar di kanal simpatisan mereka, Jumat (4/7/2025).

Pernyataan Egianus tersebut menjadi respons atas berbagai klaim dari Sebby Sambom yang sering mengeluarkan pernyataan mengatasnamakan TPNPB-OPM secara keseluruhan, termasuk menyangkut strategi politik dan langkah-langkah diplomasi. Namun, sebagian besar komandan lapangan, termasuk Egianus, menganggap bahwa Sebby telah keluar dari jalur komando karena kerap berbicara tanpa koordinasi.

Konflik antara dua figur ini memperlihatkan adanya ketegangan serius dalam struktur internal OPM, khususnya antara pihak lapangan dan pihak yang berada di luar Papua. Banyak kalangan menilai bahwa perpecahan ini membuktikan lemahnya soliditas gerakan separatis tersebut dalam memperjuangkan agenda mereka.

Tokoh masyarakat Papua, Pendeta Albert Yikwa, menanggapi perseteruan ini dengan mengatakan bahwa pertikaian antar elit OPM semakin memperburuk citra perjuangan mereka sendiri. “Bukannya memberikan kejelasan kepada masyarakat, justru mereka membuat kebingungan. Rakyat Papua bukan butuh konflik internal elit, tetapi butuh kedamaian dan pembangunan,” ujarnya.

Sementara itu, tokoh perempuan Papua, Maria Tebai, menyayangkan sikap Sebby Sambom yang dianggap tidak memiliki basis kekuatan di lapangan namun tetap mengklaim posisi sebagai juru bicara seluruh OPM. “Sebby tidak berada di medan konflik, tapi selalu berbicara seolah dia yang paling berkuasa. Ini memperlihatkan bahwa ada ketimpangan dalam tubuh OPM itu sendiri,” ujar Maria.

Serangan pernyataan dari Egianus Kogoya terhadap Sebby Sambom semakin memperjelas adanya perpecahan internal dalam tubuh OPM. Meskipun Egianus mengklaim telah diangkat secara sah oleh pimpinan OPM, keabsahan klaim tersebut terus dipertanyakan karena minimnya koordinasi antar elit. Tokoh masyarakat dan akademisi menilai bahwa konflik ini menunjukkan lemahnya fondasi organisasi separatis tersebut dan menjadi isyarat bahwa perjuangan mereka sudah tidak relevan dengan kebutuhan rakyat Papua yang sesungguhnya: hidup damai, aman, dan sejahtera.