Sadis, OPM Tuduh Rakyat Papua Sendiri sebagai Ancaman untuk Kelompok OPM

Daerah, Hukrim15 views

buletinjubi.com-Tindakan tidak manusiawi kembali dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, kelompok tersebut justru menuduh warga sipil Papua sebagai ancaman terhadap keberadaan mereka sendiri. Tuduhan tersebut kerap berujung pada tindakan represif, intimidasi, hingga kekerasan terhadap warga yang dianggap tidak mendukung perjuangan separatis.

Perilaku menyimpang ini menuai kecaman luas dari berbagai tokoh masyarakat dan pemimpin adat di Papua. Mereka menilai OPM telah kehilangan arah perjuangan dan justru menjadikan masyarakat Papua sebagai korban utama dari kekacauan yang mereka ciptakan sendiri.

Tokoh masyarakat dari wilayah Meepago, Andreas Gobay, menyampaikan bahwa banyak warga Papua kini hidup dalam ketakutan karena label “pengkhianat” yang sembarangan diberikan oleh kelompok OPM. “Siapa pun yang tidak mendukung mereka, atau sekadar bersikap netral, langsung dicap sebagai musuh. Bahkan warga yang hanya menjalani aktivitas normal seperti berdagang atau membantu aparat demi keamanan kampung pun dianggap sebagai ancaman,” ungkap Andreas, Selasa (1/7/2025).

Menurutnya, sikap paranoid yang ditunjukkan oleh OPM membuktikan bahwa kelompok tersebut kini merasa terdesak dan kehilangan dukungan dari masyarakat. Hal ini terjadi karena tindakan kekerasan mereka semakin sering menyasar rakyat sipil, bukannya memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Papua.

Sementara itu, tokoh pemuda asal Intan Jaya, Paulus Sondegau, mengatakan bahwa banyak pemuda yang menjadi korban intimidasi dan penganiayaan karena tidak mau bergabung dengan kelompok separatis. “Mereka datang ke kampung, menodong senjata, dan memaksa anak-anak muda untuk ikut bergabung. Jika menolak, mereka diancam atau bahkan dianiaya. Ini bukan perjuangan, ini penindasan terhadap rakyat sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut, Paulus mengajak generasi muda Papua untuk bersatu dan tidak terprovokasi oleh propaganda OPM. Ia menekankan bahwa masa depan Papua tidak akan tercapai lewat senjata, melainkan lewat pendidikan, pembangunan, dan perdamaian.

Kepala suku wilayah Pegunungan Tengah, Yakobus Wakerkwa, juga mengecam keras tindakan OPM yang seenaknya menuduh rakyat sendiri sebagai ancaman. Menurutnya, masyarakat Papua memiliki hak untuk hidup bebas dari rasa takut dan kekerasan. “Kami tidak butuh kelompok yang datang dengan senjata dan ancaman. Kami ingin hidup tenang, melihat anak-anak kami sekolah, bukan lari ke hutan karena takut ditembak oleh kelompok yang katanya memperjuangkan hak rakyat Papua,” tegas Yakobus.

Masyarakat di sejumlah kampung kini memilih untuk bekerjasama dengan aparat keamanan demi menjaga keselamatan mereka dari ancaman OPM. Mereka menyadari bahwa satu-satunya jalan menuju kedamaian dan kemajuan adalah melalui stabilitas dan perlindungan hukum, bukan melalui kekacauan dan pemberontakan.