OPM Kembali Lakukan Kekejaman: Orang Asli Papua Jadi Korban, Bahkan dari Suku Sendiri

Daerah, Hukrim93 views

buletinjubi.com-Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan. Dalam laporan terbaru dari masyarakat lokal di wilayah pegunungan Papua, diketahui bahwa OPM tidak hanya menyerang aparat negara, tetapi juga melakukan tindakan penyiksaan hingga pembunuhan terhadap warga sipil yang notabene merupakan Orang Asli Papua (OAP), bahkan berasal dari suku yang sama.

Seorang tokoh adat yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa seorang warga dari suku Nduga dipukuli dan kemudian dibunuh oleh anggota OPM karena menolak memberikan logistik kepada kelompok tersebut. “Yang dibunuh itu saudara kita sendiri, satu suku, hanya karena dia tidak mau bantu mereka. Ini bukan perjuangan, ini penyiksaan,” ujarnya penuh duka.

Sefnat Magai, tokoh masyarakat dari Kabupaten Puncak Jaya, mengecam keras tindakan keji tersebut. “Ini adalah bentuk nyata pengkhianatan terhadap semangat persaudaraan Orang Asli Papua. OPM sudah melampaui batas. Mereka bukan lagi pejuang, tapi penindas rakyatnya sendiri,” ujarnya.

Maria Tabuni, tokoh perempuan dan pegiat kemanusiaan di wilayah Lanny Jaya, menilai bahwa kekerasan terhadap sesama suku adalah bentuk degradasi moral yang membahayakan generasi muda. “Anak-anak kita trauma, mereka takut ke ladang, takut ke sekolah, karena melihat kekerasan terus terjadi. Kita tidak boleh diam. Kita harus bersuara dan menolak kekerasan atas nama apapun.”

Pdt. Yonas Kogoya, salah satu tokoh gereja di wilayah Pegunungan Tengah, mengajak semua pihak untuk bersatu dan tidak termakan propaganda OPM. “Kalau mereka benar memperjuangkan rakyat, mengapa rakyat yang mereka sakiti? Kita harus berdoa dan berani melawan tindakan ini dengan kedamaian. Jangan ada lagi darah sesama saudara yang tumpah.”

Markus Tekege, ketua Forum Komunikasi Tokoh Adat Papua, turut menyampaikan seruan kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk lebih melindungi masyarakat yang tinggal di daerah rawan konflik. “Mereka yang tinggal di pedalaman adalah korban. Jangan biarkan mereka hidup dalam ketakutan karena kelompok bersenjata yang mengaku pejuang. Kita butuh negara hadir secara nyata di kampung-kampung kami.”

Sementara itu, sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Papua menyerukan agar masyarakat tidak lagi tertipu oleh propaganda OPM. Mereka menegaskan bahwa kekejaman yang dilakukan kelompok tersebut jelas mencoreng nilai-nilai kemanusiaan dan adat istiadat Papua yang menjunjung tinggi kedamaian dan persaudaraan.

Aksi-aksi kejam OPM ini menunjukkan bahwa perjuangan yang mereka gaungkan selama ini bukan untuk kepentingan rakyat Papua secara umum, tetapi lebih mengarah pada ambisi segelintir orang yang haus kekuasaan. Pemerintah diharapkan terus meningkatkan pendekatan humanis, pembangunan, dan kehadiran aparat yang bersinergi dengan masyarakat demi mewujudkan kedamaian di Tanah Papua.