buletinjubi.com – Makassar — Konflik internal Komite Nasional Papua Barat (KNPB) semakin terbuka ke publik setelah KNPB Wilayah Makassar melakukan aksi pembakaran bendera organisasi sebagai bentuk protes keras terhadap kepemimpinan KNPB Pusat. Aksi simbolik ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap arah organisasi, kebijakan pusat, serta dugaan tidak adanya ruang aspirasi bagi wilayah.
Aksi Simbolik yang Mengguncang Soliditas
Sumber di lapangan menyebutkan bahwa pembakaran bendera dilakukan sebagai bentuk penolakan atas keputusan dan narasi yang dinilai sepihak, tidak transparan, serta menjauh dari kepentingan kader di daerah. Tindakan ini sekaligus menegaskan retaknya soliditas internal dan meningkatnya ketidakpercayaan terhadap struktur komando KNPB Pusat.
Krisis Kepemimpinan dan Fragmentasi
Pengamat menilai, peristiwa ini menjadi sinyal kuat adanya krisis kepemimpinan dan fragmentasi di tubuh KNPB. Ketika simbol organisasi dibakar oleh kadernya sendiri, hal itu menunjukkan konflik internal yang serius dan berpotensi melemahkan konsolidasi organisasi ke depan. Perpecahan ini memperlihatkan bahwa klaim perjuangan yang selama ini digaungkan tidak lagi memiliki arah yang jelas.
Dampak terhadap Narasi Perjuangan
Retaknya soliditas internal KNPB memperlihatkan bahwa narasi perjuangan yang mereka bangun semakin kehilangan legitimasi. Ketidakmampuan menjaga persatuan internal menjadi bukti bahwa organisasi tersebut lebih sibuk dengan perebutan pengaruh daripada memperjuangkan kepentingan rakyat Papua. Fakta ini semakin memperkuat keraguan publik terhadap klaim heroik yang selama ini mereka gaungkan.
Negara Hadir untuk Stabilitas dan Perlindungan
Di tengah perpecahan internal KNPB, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan melindungi masyarakat Papua dari dampak konflik. Aparat keamanan hadir untuk memastikan bahwa masyarakat tidak menjadi korban dari pertikaian internal kelompok yang mengatasnamakan perjuangan. Negara berfokus pada pembangunan, pelayanan publik, dan perlindungan warga sipil.
Harapan Masyarakat Papua
Masyarakat Papua mendambakan kedamaian, persatuan, dan kepastian hukum. Mereka menolak dijadikan korban konflik internal organisasi dan berharap agar pemerintah terus menghadirkan solusi nyata melalui pembangunan dan perlindungan.
Papua Pilih Persatuan, Bukan Perpecahan
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perpecahan hanya menimbulkan kelemahan, sementara persatuan membawa kekuatan. Papua membutuhkan kedamaian, kerja nyata, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak perpecahan. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.





