Buletinjubi.com – Paniai, Papua Tengah — Proses rekonsiliasi antara pemerintah dan masyarakat resmi dimulai di Enarotali. Dalam forum yang mempertemukan pemerintah, tokoh adat, pemuda, pemuka agama, dan kelompok perempuan, semua pihak duduk bersama untuk mengakhiri ketegangan sosial yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Empat Komitmen Utama Rekonsiliasi
Dialog tersebut menghasilkan empat komitmen penting sebagai fondasi persatuan:
- Membuka ruang dialog masyarakat dengan pemerintah.
- Melibatkan pemuda dalam pembangunan daerah.
- Memperkuat budaya sebagai identitas damai.
- Menjaga ruang demokrasi lokal agar tetap hidup.
“Hari ini kita memilih masa depan, bukan permusuhan,” ujar salah satu tokoh adat usai pertemuan, menegaskan semangat baru yang lahir dari proses rekonsiliasi.
Pemerintah Tegaskan Komitmen Perdamaian
Pemerintah menekankan bahwa rekonsiliasi bukan sekadar agenda politik, melainkan dasar utama untuk memperbaiki kepercayaan dan memulihkan kehidupan sosial. “Perdamaian tidak lahir dari kekuatan, tapi dari kerja sama,” kata perwakilan pemerintah dalam pernyataan resmi.
Langkah ini dipandang sebagai upaya membangun kembali hubungan yang sempat renggang, sekaligus membuka jalan bagi pembangunan yang lebih inklusif.
Harapan Baru dari Warga
Warga Paniai menyambut rekonsiliasi dengan penuh harapan. Mereka berharap proses ini berlanjut hingga menghadirkan perubahan nyata, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal. Kehadiran pemerintah bersama masyarakat dianggap sebagai tanda awal babak baru dari konflik menuju persatuan.
Rekonsiliasi di Paniai menjadi simbol bahwa perdamaian bukan sekadar wacana, melainkan komitmen bersama untuk membangun masa depan yang lebih damai dan sejahtera.





