buletinjubi.com-Ratusan warga dari Distrik Mugi dan Distrik Yogosem, Kabupaten Yahukimo, menyatakan sikap tegas menerima kehadiran aparat keamanan (Apkam) di wilayah mereka. Dukungan tersebut disampaikan melalui musyawarah besar yang digelar di Kampung Ugem, dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, hingga kaum perempuan.
Musyawarah yang dipimpin oleh Kepala Distrik Mugi, Welinton Siep, S.Pd, dihadiri oleh 20 kepala kampung dari Distrik Mugi, tujuh kepala kampung dari Distrik Yogosem, serta perwakilan dari lima denominasi gereja besar, yakni GKI, GKIP, GKII, Katolik, dan GPDI. Selain itu, para mahasiswa dan tokoh perempuan setempat turut serta memberikan dukungan.
Dalam pernyataannya, Kepala Distrik Mugi menegaskan bahwa masyarakat sepenuhnya menerima keberadaan aparat keamanan, khususnya Pos TNI, di Kampung Ugem. “Saya mewakili perangkat kampung dan gereja, menyatakan sepenuhnya menerima kehadiran Apkam di wilayah kami. Kami sangat mengharapkan kehadiran Apkam agar kami bisa terjamin dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari tanpa rasa takut dan ancaman dari OPM,” ujar Welinton Siep, Minggu (8/9/2025).
Pernyataan dukungan itu dituangkan dalam bentuk keputusan bersama yang ditandatangani oleh para kepala kampung dan tokoh gereja. Sikap tersebut mencerminkan keinginan masyarakat agar kondisi keamanan tetap terjaga, terutama mengingat adanya gangguan yang kerap ditimbulkan kelompok bersenjata di beberapa wilayah Yahukimo.
Welinton Siep menegaskan bahwa pentingnya keberadaan aparat untuk mendukung ketenangan jemaat gereja juga dalam menjalankan ibadah. “Kami ingin beribadah dengan tenang tanpa rasa takut. Kehadiran aparat keamanan sangat kami butuhkan untuk menciptakan suasana damai di tengah masyarakat,” katanya.
Sementara itu, tokoh perempuan dari Distrik Yogosem, Maria Helya, menyampaikan bahwa kaum ibu dan anak-anak sering menjadi pihak yang paling terdampak akibat ketidakpastian keamanan. “Kami para perempuan mendukung kehadiran TNI di kampung kami, karena kami ingin anak-anak bisa sekolah dengan aman dan para ibu dapat beraktivitas tanpa gangguan,” ungkapnya.
Pernyataan kolektif ini dianggap sebagai bukti nyata bahwa masyarakat di tingkat akar rumput mendambakan ketenangan serta tidak ingin terjebak dalam ketakutan akibat ulah kelompok bersenjata. Dengan dukungan dari 27 kampung dan lima denominasi gereja, masyarakat berharap kehadiran aparat akan semakin memperkuat rasa aman di wilayah Yahukimo.