1 Mei Bukan Aneksasi, Max Ohee: Simbol Kembalinya Papua ke Pangkuan NKRI

Opini3 views

buletinjubi.com-Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP) unsur adat, Max Ohee, meluruskan isu yang beredar tentang tanggal 1 Mei.

Ia menyatakan bahwa anggapan tanggal tersebut sebagai hari aneksasi Papua ke NKRI adalah pembohongan publik dan menyesatkan.

Menurutnya, pihak yang menyebarkan informasi ini tidak bertanggung jawab serta tak memahami sejarah yang sebenarnya.

Max Ohee, putra tokoh Pepera 1969 Ramses Ohe, menjelaskan bahwa bergabungnya Papua ke NKRI adalah hasil dari proses sejarah yang sah dan diakui dunia internasional.

Ia menegaskan bahwa Belanda sudah tidak berwenang sejak 1961, dan PBB menyerahkan Papua ke Indonesia.

“Belanda sudah tidak punya kewenangan lagi sejak tahun 1961, sesuai keputusan PBB, Belanda menyerahkan wilayah Papua kepada Indonesia,” kata Max dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

Kemudian, pada 1969, melalui Pepera yang melibatkan 1.026 tokoh Papua, keputusan untuk bergabung dengan Indonesia diambil secara bulat.

Sebelumnya, pada 1 Mei 1963, Merah Putih telah berkibar di Papua sebagai simbol resmi bergabungnya wilayah ini ke NKRI, setelah Belanda pergi.

“Proses itu sah dan terdokumentasi dalam komunikasi resmi antara pemerintah Indonesia, Belanda, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Karena itu, membicarakan ulang status politik Papua hari ini adalah langkah mundur,” tegas Max Ohee.

Lebih lanjut, ia mengajak kelompok-kelompok yang masih meragukan sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI dan generasi muda untuk memahami sejarah yang benar dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi negatif.

“Satu Mei harus diperingati sebagai hari persatuan nasional. Sebab sebelum itu, wilayah negara kita belum sepenuhnya bersatu hingga batas timur di Tanah Papua,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan pada peringatan 1 Mei mendatang, nama-nama para pejuang yang terlibat dalam proses Pepera akan diumumkan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa mereka.

“Tanggal 1 Mei bukanlah hari aneksasi tetapi hari kembalinya Tanah Papua ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.